Secara umum dalam sejarah, dahulu para pesepakbola diwajibkan mengenakan nomor punggung mulai dari 1 sampai 22 yang dipakai urut berdasarkan dari pemain inti hingga ke pemain cadangan. Namun, seiring dengan perkembangan dan diberlakukannya aturan-aturan resmi tertulis dari delegasi sepakbola dunia, maka nomor-nomor punggung sekarang sudah di bebaskan dipilih sesuka hati oleh para pesepakbola mulai dari 1 sampai 99.
Lalu bagaimana jika ada nomor jersey yang dikenakan pesepakbola sampai melebihi angka 99 alias tiga digit? Pemandangan aneh dan sangat jarang tentunya kita jumpai di dunia persepakbolaan.
Belakangan bisa kita lihat di ajang kualifikasi Paiala Asia 2011. Adalah Dario Vidosic (nomor 101), Thomas Michael Oar (nomor 121) dan Matthew Allan Kemp (nomor 118) yang mengenakan jersey dengan nomor tiga digit angka. Para punggawa Australia ini mendapati sorotan khusus terutama di forum-forum sepakbola dan blog perihal nomor seragam yang di pakainya kala bermain di lapangan hijau. Dan salah satu dari mereka yaitu Thomas Michael Oar yang justru didapati mengenakan jersey tersebut tatkala menghadapi timnas kita merah putih yang pada saat itu tim kita tumbang 1-0 (03/03).
Bukan tidak beralasan kenapa mereka mengenakan nomor punggung tersebut. Konfederasi sepakbola Asia memperbolehkan skuad timnas yang berlaga di pentas kualifikasi piala asia 2011 memakai seragam nomor berapa saja sekalipun melebihi angka 100. yang penting tetap memakai nomor yang sama selama berjalannya kompetisi. Hasilnya, sebagian anak-anak besutan Peter Verbeek ada saja yang mau memilih mengenakan nomor sampai tiga digit.
Sebetulnya ini bukan kali pertama dalam sejarah yang mencuat di publik, sebelumnya juga ada banyak nama-nama yang menomori jersey mereka dengan tiga digit angka.
Tahun 1996, Jessus Arellano mengenakan nomor 400 saat bermain untuk CF Monterrey dalam rangka memperingati 400 tahunan kota Monterrey, Meksiko. Masih dengan nomor yang sama, penjaga gawang dari salah satu klub Brasil, EC Goias, Harlei juga memakainya untuk pertandingan ke-400 nya bersama klub tersebut. Sama halnya dengan kiper dari klub Brasil lainnya, Santos FC, Fabio Costa dengan seragam bernomor 200 juga ia kenakan dalam bentuk aksi kebanggaannya melakoni partai ke-200 nya. Andreas Herzog mencatatkan dirinya sebagai pemegang rekor terbanyak caps International bersama timnas Australia dengan mengantongi 100 caps lantas di apresiasikan dengan mengenakan nomor 100. Ada lagi penyerang Uruguay, Ruben Sosa yang memakai nomor 100 guna memperingati ulang tahun klubnya, Club Nacional de Football, 14 Mei 1999.
Dan inilah nomor punggung paling besar yang pernah ada dalam sepanjang sejarah sepakbola profesional yang dicatatkan oleh kiper Sao Paolo dan timnas Brasil, Rogerio Ceni dengan nomor 618. Nomor tersebut terpampang di punggungnya dalam perayaan penampilan ke-618 nya bersama klubnya, Sao Paolo sekaligus menorehkan sejarah untuk klubnya sebagai pemain dengan pemegang caps terbanyak pada 14 juli 2005.
Sejatinya, nomor punggung memang merupakan sebuah idenstitas yang melekat kuat dan melambangkan citra pemain pada diri mereka masing-masing. Sebutlah nama-nama top dunia yang pernah menapakan kaki di Old Trafford yaitu George Best, Bryan Robson, Eric Cantona, David Beckham, Cristiano Ronaldo, hingga Michael Owen yang populer dengan nomor 7 nya. pemain terbaik FIFA tiga kali, ronaldo dengan nomor 9 nya karena kerap kali mengenakan nomor 9. Sampai pada sebuah kenangan tertinggi yang didedikasikan dalam bentuk keabadian sehingga penerusnya tidak boleh ada yang mengenakan, seperti nomor 3 yang dimiliki Full Back Inter Milan, Giachinto Facchetti dan nomor 6 kepunyaan Franco Baresi dari AC Milan.
Nomor-nomor punggung yang menghiasi jersey pesepakbola seakan terekam dalam memori publik yang bersifat sejarah maupun yang unik. Masa depan sepakbola tidak ada yang tahu. Mungkin saja 5-10 tahun atau bahkan puluhan tahun ke depan, nomor-nomor punggung pesepakbola kembali mengalami revolusi. Siapa yang tahu? meskipun demikian, fenomena nomor punggung dengan tiga digit termasuk nomor-nomor punggung yang sudah lazim dikenakan oleh pesepakbola, tetap hanyalah sebuah “identitas.”
No comments:
Post a Comment